Minggu, 30 Desember 2012

"Sebutir batu Kecil"


Di suatu daerah pegunungan, sesosok pemuda sedang mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke desa lain. Desa itu cukup jauh, harus melawati hutan-hutan dan gua. Pemuda itu hanya mampu membawa bekal untuk sekali perjalanan.

Saat pemuda itu memulai perjalanan, ia bertemu pengemis tua dengan pakaian penuh robek dan kumuh. Karena pemuda itu hanya mempunyai bekal secukupnya, dia pura-pura tidak melihat pegemis tua tersebut, dan berjalan melewatinya.

Tiba-tiba sang pengemis tua itu berkata, “Hai pemuda, ketika engkau melawati sebuah gua, ambil batu disekitarmu sebanyak-banyaknya!”

Pemuda itu cukup kaget, akan tetapi dia tetap tidak memperhatikannya, “alah, dasar pengemis, mau minta perhatian saja, paling dia mau minta sedekah.” Pikirnya.

Perjalanan pemuda itu dilanjutkan hingga hari sudah mulai malam. Ia pun harus mempercepat perjalanannya, karena dia harus melewati sebuah gua yang sangat gelap.

Ketika masuk ke dalam gua, ia teringat akan pesan pengemis tua. “ah, ngapain saya menuruti kata-kata pengemis tua itu!, lagipula ngapain saya harus membawa batu-batu di gua ini, menambah beban saya aja, mungkin pengemis itu sudah gila kali” keluhnya. Pemuda itu berjalan sambil meraba-raba karena gelapnya gua itu.

Sesaat kemudian di berfikir kembali, “Mungkin ada benarnya kata pengemis tua itu…” ia mulai penasaran dengan pesan pengemis tadi. Pemuda itupun mengambil sebuah batu kecil dan dimasukan ke saku celana.

Perjalanan panjang telah ia lalui, setelah melewati gua, ia mengarungi lembah, melewati gunung, hingga ta terasa bekal habis. Ia memaksa berjalan, walau perut kelaparan.

Akhirnya ia sampai juga di desa tujuannya, dan langsung ambruk tertidur di bawah sebuah pohon. Ia tertidur pulas. Tak lama kemudian, disaat berganti posisi, ia bangun, terasa ada yang mengganjal di celananya. “Ah, dasar bodohnya aku ini, aku membawa kemana-mana batu kecil tak berguna ini, menuruti kata-kata pengemis gila itu! Ku buang aja!” katanya dengan kesal.

Ketika akan membuang batu itu, terlihat batu itu berkilauan, memantulkan cahaya. Mata pemuda itu langsung terbelalak. “hah….., batu ini emas!” matanya melototi batu yang dipegangnya.

“ah…., andaikan saja……”

(Cerita saya kutip darii buku Quantum Teaching)
 
Teman-teman ku sekalian, kita bisa ambil hikmah dr cerita tersebut mungkin kadang kala kita slalu mengabaikan nasehat orang padahal nasehat orang itu baik untuk kita, jadi jgn lah kita mengabaikan nasehat seseorang, lebih baik kita saring terlebih dahulu nasehat orang itu apabila baik untuk kita maka jalankan lah tetapi apabila tidak jgn lah langsung menolak dengan kasar lebih baik dibicarakan dengan baik agar tidak terjadi rasa tersinggung. 

http://ceceem.blogspot.com/

Jaga lah silaturahmi

Di dunia ini kita tidak lah hidup hanya seorang diri banyak disekeliling kita yang berinteraksi seperti tetangga, teman-teman, saudara, serta keluarga. Kita harus menjaga silaturahmi antara orang-orang tersebut karena kita didunia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri kita membutuhkan orang-orang tersebut. Hal ini haruslah kita perhatikan karena apabila tidak kita tidak akan pernah mempunyai kerabat atau saudara yang dekat dengan kita. tetapi apabila kita memperhatikan tali silaturahmi kita kepada orang-orang tersebut maka kita pun akan dicintai oleh orang dilingkungan kita.

Rabu, 26 Desember 2012

Innama a'malu Bin niaat

 إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ  potongan hadits tersebut merupakan sebagian arti bahwa segala sesuatu yang kita lakukan apabila ada niat dan kemauan pasti disitu ada jalan karena didalam segala perbuatan yang baik pasti Allah selalu menunjukan jalan nya, Sebagai contoh Ayah dan ibu saya yg dari masa muda nya bermimpi ingin naik haji sampai ke tiga anak nya kuliah pun impian nya belum tercapai. tapi disisi lain ayah dan ibu saya pun tidak henti-hentinya beribadah, beramal dan slalu meminta kepada sang maha kuasa untuk memberikan nya jalan untuk naik haji.

Ternyata Allah pun menjawab doa yang selama ini di pinta oleh ayah dan ibu saya, malah Allah menjawab sekaligus doanya untuk memberangkatkan kedua orang tua saya sekaligus, alhamdulillah suatu perbuatan yang baik Allah menunjukan jalannya. 

redam lah emosi mu....

Marah adalah sifat manusiawi yang dimiliki oleh semua orang salah satu trik untuk mencegah cupaya amarah kita bisa dikendalikan salah satunya adalah diam, apabila diam masih belum bisa meredakan amarah kita maka segeralah berwudhu supaya amarah kita bisa redam. Seperti hadits yang menyatakan :

Dari ‘Athiyah r a berkata,RAsulullah saw bersabda,”Sesungguhnya marah itu berasal dari syetan,dan sesungguhnya Syetan itu di ciptakan dari api,sedangkan api hanya bisa dipadamkan dengan air.Oleh karena itu,apabila seorang dari kalian marah,maka hendaklah ia berwudhu(HR Abu DAwud)

Ciri - Ciri orang yang ikhlas

Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya :

1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,
Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang.

2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk
orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah.

3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT.

4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia

Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah ikhlas.

5. Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasiFitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan dan penilaian dari keberadaannya dan segala aktivitasnya, banyak orang yang pernah dianggap sebagai pahlawan namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok penjahat yang patut diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah penilaian dan pengakuan dari Allah SWT.