Rabu, 07 November 2012

Kalimat Tidak Baku pada Majalah


Contoh Kalimat Tidak Baku


1. Yang menjadi keheranan saya saat ini adalah kenapa setiap orang yang merasa "penting" selalu mengomentari tentang legalitas rekaman tersebut, bukan substansinya.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 september 2007 hal 53)
Penyebab : Kesalahan pemakaian bentuk transitif yang masih mempertahankan preposisi. Seharusnya, jika orang memakai verb yang transitif, janganlah menyertakan preposisi lagi.
Pembetulan : Yang menjadi keheranan saya saat ini adalah kenapa setiap orang yang merasa "penting" selalu mengomentari legalitas rekaman tersebut, bukan substansinya.

2. Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan berhasil dikumpulkan dalam sembilan jilid besar
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 65 Januari 2007 hal 27)
Penyebab : Struktur kalimat tersebut rancu. Sebenarnya bentuk kalimat itu adalah kalimat pasif jika dilihat dari predikatnya dikumpulkan. Tetapi, karena disisipi predikat lain yaitu berhasil, kalimat tersebut tidak jelas, apakah pasif atau aktif.
Pembetulan : Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
3. Sejak naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 24 Mei 2003 hal 68)
Penyebab : Kalimat tersebut tidak memiliki subyek sehingga tidak jelas siapa yang mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan karena ada kata depan ”sejak”.
Pembetulan : Naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.

4. Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan saja.
(Sumber :Buser edisi 281 januari 2010 hal 12)
Penyebab : Terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata yang berlebihan maknanya.
Pembetulan : Naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.

5. Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya tak ketulungan.
(Sumber :Majalah Hiyatullah mei 2007 hal 72)
Penyebab : Pemilihan kata tak ketulungan yang tidak tepat, yakni mempunyai makna negatif “tidak tertolong” (Bahasa Jawa) dan makna positif “besar sekali”.
Pembetulan : Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya besar sekali.

0 komentar:

Posting Komentar